Ada banyak sekali contoh puisi yang bisa digunakan untuk memuji dan menyanjung seseorang,
sama halnya dengan puisi ode. Puisi ode fungsinya memang dibuat untuk
memuji-muji seseorang yang hebat dan memiliki jasa yang besar pada banyak orang. Kata ”ode” dalam bahasa Yunani berarti
nyanyian karena pada masa kuno puisi ode ditampilkan dalam drama teater.
Ode
adalah sebuah bentuk puisi dengan aturan metrum yang ketat (nada dan gayanya
resmi), anggun dan penuh kata-kata sanjungan. Puisi ode dan himne dibawakan
dengan cara yang sama yaitu dilagukan. Tapi bedanya himne lebih bernapaskan
ketuhanan sedangkan ode untuk memuji seseorang atau peristiwa umum tertentu.
Intinya, puisi ode dan himne adalah puisi puji-pujian yang tidak bisa dianggap
remeh.
Berikut
ini ada beberapa contoh puisi ode untuk membantu Anda membedakannya dengan
himne.
1. Ode I
Kutanya,
kalau sekarang aku berangkat
Kuberi pacarku peluk penghabisan yang berat
Aku besok bisa mati. Kemudian diam-diam
Aku mengendap di balik sendat kemerdekaan dan malam
Kuberi pacarku peluk penghabisan yang berat
Aku besok bisa mati. Kemudian diam-diam
Aku mengendap di balik sendat kemerdekaan dan malam
Malam
begini beku, di manakah tempat terindah
Buat hatiku yang terulur padamu megap dan megah
O, tanah
Tanahku yang baru terjaga
Buat hatiku yang terulur padamu megap dan megah
O, tanah
Tanahku yang baru terjaga
Malam
begini sepi, di manakah tempat terbaik
Buat peluru pistol di balik baju cabik
O, tanah di mana mesra terpendam rindu
Kemerdekaan yang mengembara ke mana saja
Buat peluru pistol di balik baju cabik
O, tanah di mana mesra terpendam rindu
Kemerdekaan yang mengembara ke mana saja
Ingin
aku menyanyi kecil, tahu betapa tersandarnya
Engkau pada pilar derita, megap nafasku di gang tua
Menuju kubu musuh di kota sana
Aku tak sempat hitung langkahku bagi jarak
Engkau pada pilar derita, megap nafasku di gang tua
Menuju kubu musuh di kota sana
Aku tak sempat hitung langkahku bagi jarak
Mungkin
pacarku ‘kan berpaling
Dari wajahku yang terpaku pada dinding
Tapi jam tua, betapa pelan detiknya kudengar juga
Di tengah malam yang dingin beku
Dari wajahku yang terpaku pada dinding
Tapi jam tua, betapa pelan detiknya kudengar juga
Di tengah malam yang dingin beku
Teringat
betapa pernyataan sangat tebalnya
Coretan-coretan merah pada tembok tua
Betapa lemahnya jari untuk memetik bedil
Membesarkan hatimu yang baru terjaga
Coretan-coretan merah pada tembok tua
Betapa lemahnya jari untuk memetik bedil
Membesarkan hatimu yang baru terjaga
Kalau
sekarang aku harus pergi, aku hanya tahu
Kawan-kawanku akan terus maju
Tak berpaling dari kenangan pada dinding
O, tanah, di mana tempat yang terbaik buat hati dan jiwaku
Kawan-kawanku akan terus maju
Tak berpaling dari kenangan pada dinding
O, tanah, di mana tempat yang terbaik buat hati dan jiwaku
Sihaloholistik, “Puisi-Puisi Toto Sudarto
Bachtiar”,http://www.jendelasastra.com
2. Teratai
Dalam kebun di
tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai;
Tersembunyi kembang indah permai,
Tidak terlihat orang yang lalu.
Akarnya tumbuh di hati dunia,
Daun berseri Laksmi mengarang;
Biarpun ia diabaikan orang,
Seroja kembang gemilang mulia.
Teruslah, O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia,
Biar sedikit penjaga taman.
Biarpun engkau tidak dilihat,
Biarpun engkau tidak diminat,
Engkau turut menjaga Zaman
Tumbuh sekuntum bunga teratai;
Tersembunyi kembang indah permai,
Tidak terlihat orang yang lalu.
Akarnya tumbuh di hati dunia,
Daun berseri Laksmi mengarang;
Biarpun ia diabaikan orang,
Seroja kembang gemilang mulia.
Teruslah, O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia,
Biar sedikit penjaga taman.
Biarpun engkau tidak dilihat,
Biarpun engkau tidak diminat,
Engkau turut menjaga Zaman
Karya : Sanusi Pane
3. Puisi Untuk
Para Pahlawan
Tak
ada yang bisa kami berikan
Selain frasa ‘terima kasih’ yang kami ucapkan
Dari lisan dengan kesungguhan
Selain frasa ‘terima kasih’ yang kami ucapkan
Dari lisan dengan kesungguhan
Tak
ada yang bisa kami lakukan
Selain memperingati jasa-jasa kalian
Dan berupaya dengan segenap kemampuan
Untuk menjaga kemerdekaan
Dan menghargai segala bentuk pejuangan
Yang kalian persembahkan
Dengan penuh rasa kesungguhan
Untuk negeri kita yang tercinta
Selain memperingati jasa-jasa kalian
Dan berupaya dengan segenap kemampuan
Untuk menjaga kemerdekaan
Dan menghargai segala bentuk pejuangan
Yang kalian persembahkan
Dengan penuh rasa kesungguhan
Untuk negeri kita yang tercinta
Tak
ada yang bisa kami lakukan lagi selain itu
Terima kasih kami ucapkan untuk kalian
Para pahlawan yang telah berpulang kepada Tuhan
Yang telah memberikan segala kemampuan
Demi terwujudnya kemerdekaan
Negara ini dari penjajahan
Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih
Untuk kalian para pahlawan sekalian
Terima kasih kami ucapkan untuk kalian
Para pahlawan yang telah berpulang kepada Tuhan
Yang telah memberikan segala kemampuan
Demi terwujudnya kemerdekaan
Negara ini dari penjajahan
Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih
Untuk kalian para pahlawan sekalian
4. Ode II
dengar,
pada hari ini ialah hari hati yang memanggil
dan derap langkah yang berat maju ke satu tempat
dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil
dan kegairahan hidup yang harus jadi dekat
berhenti menangis, air mata kali ini hanya buat si tua renta
atau menangis sedikit saja
buat sumpah yang tergores pada dinding-dinding
yang sudah jadi kuning dan jiwa-jiwa yang sudah mati
dan derap langkah yang berat maju ke satu tempat
dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil
dan kegairahan hidup yang harus jadi dekat
berhenti menangis, air mata kali ini hanya buat si tua renta
atau menangis sedikit saja
buat sumpah yang tergores pada dinding-dinding
yang sudah jadi kuning dan jiwa-jiwa yang sudah mati
atau
buat apa saja yang dicintai dan gagal
atau buat apa saja
yang sampai kepadamu waktu kau tak merenung
dan menampak jalan yang masih panjang
atau buat apa saja
yang sampai kepadamu waktu kau tak merenung
dan menampak jalan yang masih panjang
dengar,
hari ini ialah hari hatiku yang memanggil
mata-mata yang berat mengandung suasana
membersit tanya pada omong-omong orang lalu
mengenangkan segenap janji yang dengan diri kita menyatu
mata-mata yang berat mengandung suasana
membersit tanya pada omong-omong orang lalu
mengenangkan segenap janji yang dengan diri kita menyatu
dengar,
o, tanah dimana segala cinta merekamkan dirinya
tempat terbaik buat dia
ialah hatimu yang kian merah memagutnya
kala dia terbaring di makam senyap pangkuanmu
tempat terbaik buat dia
ialah hatimu yang kian merah memagutnya
kala dia terbaring di makam senyap pangkuanmu
5. Ode Untuk
Guruku yang Mengajar di Sekolah Kampungku yang Reyot
Di
tengah ruang kelas yang sumpek dan kurang layak ini
Kau masih saja mengajar dan sepenuh hati
Di tengah ketidakpastian status PNS yang kau miliki
Kau tak pernah letih mendidik kami
Kau masih saja mengajar dan sepenuh hati
Di tengah ketidakpastian status PNS yang kau miliki
Kau tak pernah letih mendidik kami
Sekolah
kita memang reyot, Guruku
Namun pengabdianmu, tak sereyot bangunan sekolah kita
Ah, guruku
Apakah aku bisa temukan yang sepertimu
Kala aku bersekolah di kota nanti?
Namun pengabdianmu, tak sereyot bangunan sekolah kita
Ah, guruku
Apakah aku bisa temukan yang sepertimu
Kala aku bersekolah di kota nanti?
Guruku,
Mungkin fisikmu nanti akan melemah
Namun cinta dan dedikasimu
Kuharap tak akan pernah melemah
Mungkin fisikmu nanti akan melemah
Namun cinta dan dedikasimu
Kuharap tak akan pernah melemah
Sumber
: https://dosenbahasa.com
Cukup
sampai di sini contoh-contoh puisi ode pada artikel kali ini. Semoga bisa
menambah wawasan Anda. Terima kasih.
0 komentar:
Post a Comment