Puisi
mengandung kata-kata indah yang sangat cocok untuk menyatakan suatu perasaan
cinta. Segala bentuk ekspresi cinta yang jujur melahirkan sebuah puisi yang
bernilai tinggi. Kata-kata yang sederhana saja sudah cukup untuk mewakilinya
apalagi kata-kata yang rumit. Intinya, sebuah puisi memang pantas untuk hal-hal
yang romantis dan penuh cinta.
Puisi
romance atau romantis berisi ungkapan
rasa sayang dan cinta dari seseorang kepada orang yang ia cintai. Sesuai dengan
istilah Perancis “romantique” yang artinya keindahan perasaan, kasih sayang,
rindu tak terperi dan lain-lain. Rasa cinta itu sebenarnya sifatnya luas dan
universal. Tidak hanya untuk kekasih, bisa juga rasa cinta kepada Tuhan, ibu,
sahabat, saudara, bahkan hewan peliharaan sekalipun.
Tanpa
menunggu lama lagi, berikut ini beberapa contoh dari puisi romantis yang sudah
saya rangkum khusus untuk Anda.
1. Surat Cinta
Kutulis
surat cinta ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi rambut mainan
anak-anak peri dunia yang gaib.
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah.
Wahai, Dik Narti,
aku cinta kepadamu!
kala hujan gerimis
bagai bunyi rambut mainan
anak-anak peri dunia yang gaib.
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah.
Wahai, Dik Narti,
aku cinta kepadamu!
Kutulis
surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercinta-cintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya.
Wahai, Dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku!
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercinta-cintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya.
Wahai, Dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku!
Karya
: WS Rendra
2. Dalam Do’aku
dalam
doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman
tak memejamkan matanya, yang meluas bening siap
menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena
akan menerima suara-suara
tak memejamkan matanya, yang meluas bening siap
menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena
akan menerima suara-suara
ketika
matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam
doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau
senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan
muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana
doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau
senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan
muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana
dalam
doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang
mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di
ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang
tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga
itu
mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di
ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang
tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga
itu
magrib
ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat
pelahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan kecil itu,
menyusup di celah-celah jendela dan pintu, dan menyentuh-
nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bu-
lu mataku
pelahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan kecil itu,
menyusup di celah-celah jendela dan pintu, dan menyentuh-
nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bu-
lu mataku
dalam
doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang
dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah
batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang
tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku
dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah
batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang
tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku
aku
mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai
mendoakan keselamatanmu
mendoakan keselamatanmu
(1989)
Sapardi Djoko
Damono, Hujan Bulan Juni (Jakarta,
Gramedia:2015), hlm.109-110
3. Sajak Putih
Buat
tunanganku Mirat
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa
tiba
Meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah…
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah…
Buat miratku, Ratuku! kubentuk
dunia sendiri,
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di
alam ini!
Kucuplah aku terus, kucuplah
Dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku…
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di
alam ini!
Kucuplah aku terus, kucuplah
Dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku…
Karya
: Chairil Anwar
4. Kesadaran
Pada kepalaku sudah direka,
Mahkota bunga kekal belaka,
Aku sudah jadi merdeka,
Sudah mendapat bahagia baka.
Mahkota bunga kekal belaka,
Aku sudah jadi merdeka,
Sudah mendapat bahagia baka.
Aku melayang kelangit bintang,
Dengan mata yang bercaya-caya,
Punah sudah apa melintang,
Apa yang dulu mengikat saya.
Dengan mata yang bercaya-caya,
Punah sudah apa melintang,
Apa yang dulu mengikat saya.
Mari kekasih, jangan ragu
Mencari jalan; aku mendahului,
Adinda kini
Mari, kekasih, turut daku
Terbang kesana, dengan melalui,
Hati sendiri
Mencari jalan; aku mendahului,
Adinda kini
Mari, kekasih, turut daku
Terbang kesana, dengan melalui,
Hati sendiri
Karya : Armijn
Pane
5. Puisi
Jalan ini berdebu, kekasih
Terbentang di padang rasa
Enam belas matahari memanah dari enam belas ufuk
Siang pun garang sepanjang kulminasi
Terbentang di padang rasa
Enam belas matahari memanah dari enam belas ufuk
Siang pun garang sepanjang kulminasi
Bahak malam mengikut pelan
langkah tertatih
Ketipak bulan putih
Di taman kekasih
Ketipak bulan putih
Di taman kekasih
Pengantinku
Antara kerikil dan pasir merah
Tersembunyi jejak-jejak yang singgah
Antara kerikil dan pasir merah
Tersembunyi jejak-jejak yang singgah
Karya
: Korrie Layun Rampan
6. Cermin Cinta
Kini
ku coba membukakan mata dan tersadar,
Bahwa aku masihlah seseorang yang kau cinta,
Yang tak seorang pun tahu alasannya,
Tak ubahnya aku pun bahagia dan bangga karena mu.
Bahwa aku masihlah seseorang yang kau cinta,
Yang tak seorang pun tahu alasannya,
Tak ubahnya aku pun bahagia dan bangga karena mu.
Dengan
mata, coba kutangkap bayang ku pada cermin kamar ku,
Ku lihat perutku membuncit penuh keceriaan dan punggung ku,
Tertancap panah asmaramu…
Kepalaku tertunduk berat terbebani mahkota cinta mu,
Ku lihat perutku membuncit penuh keceriaan dan punggung ku,
Tertancap panah asmaramu…
Kepalaku tertunduk berat terbebani mahkota cinta mu,
Hingga
akhirnya ku tegakkan kepalaku dan ah…
Cepat ku telan senyum manis ku yang sejak tadi menghiasi bibirku.
Krakkkk!! Seketika cermin ku pecah, menyadari betapa tidak tampannya aku.
Cepat ku telan senyum manis ku yang sejak tadi menghiasi bibirku.
Krakkkk!! Seketika cermin ku pecah, menyadari betapa tidak tampannya aku.
Sumber : https://ekspektasia.com
7. Tuhan Tahu Aku Mencintaimu
Engkau
bukanlah hujan
tetapi engkau selalu menarik air hujan
menjadi mata air hujan di mataku
tetapi engkau selalu menarik air hujan
menjadi mata air hujan di mataku
keberadaanmulah
yang menjadi alasan
mengapa awan mendung muncul pagi ini, dan
memaksaku menumpahkan hujan
untuk kesekian kalinya, dari
kelopak yang sudah dengan susah payah kukeringkan.
mengapa awan mendung muncul pagi ini, dan
memaksaku menumpahkan hujan
untuk kesekian kalinya, dari
kelopak yang sudah dengan susah payah kukeringkan.
Aku
hanya tidak menyangka saja
bahwa aku yang telah berpaling
dari kecupmu yang membara dalam kata-kata,
masih sanggup merasakan adamu yang jauh
tetap mengimani cintaku.
bahwa aku yang telah berpaling
dari kecupmu yang membara dalam kata-kata,
masih sanggup merasakan adamu yang jauh
tetap mengimani cintaku.
Maka
aku mohon kepadamu,
berbelas kasihlah kepada sepasang mata
yang mungkin sedang menatap puisi ini.
berbelas kasihlah kepada sepasang mata
yang mungkin sedang menatap puisi ini.
Atau
kita bisa bersepakat,
melalu segala yang ada, bahwa
Tuhanpun tahu cintaku tidak musnah oleh waktu
hingga maut menjemputku dan
akan ku tunggu kau di lain waktu
melalu segala yang ada, bahwa
Tuhanpun tahu cintaku tidak musnah oleh waktu
hingga maut menjemputku dan
akan ku tunggu kau di lain waktu
Legiman
Partowiryo, https://ekspektasia.com
8. Happy Anniversary
Berawal
dari tatapan mata
Yang tak pernah kusangka
Tumbuh menjadi rasa suka
Berawal dari sapaan yang biasa saja
Kini tumbuh menjadi satu jiwa
Yang membuat kita selalu bahagia
Yang tak pernah kusangka
Tumbuh menjadi rasa suka
Berawal dari sapaan yang biasa saja
Kini tumbuh menjadi satu jiwa
Yang membuat kita selalu bahagia
Tak
terasa sudah satu tahun lamanya
Kita berbahagia, melewati pahit
Manisnya cobaan di dalamnya
Terimakasih bidadariku…
Kau tetap setia pada hati yang
Ingin selalu bersama denganku
Semoga ikatan kita akan selalu terjaga
Hingga restu semesta iringi langkah kita
Kita berbahagia, melewati pahit
Manisnya cobaan di dalamnya
Terimakasih bidadariku…
Kau tetap setia pada hati yang
Ingin selalu bersama denganku
Semoga ikatan kita akan selalu terjaga
Hingga restu semesta iringi langkah kita
Abdul
Zaelani, https://ekspektasia.com
9. Perkahwinan
SEKARANG,
CINTA mulai menciptakan puisi dalam prosa kehidupan, untuk
mencipta
fikiran-fikiran masa lalu menjadi nyanyian pujian agar bersenandung
siang
hari dan menyanyi pada malam hari
Sekarang,
hasrat menyingkapkan tabir keraguan dari kebingungan
pada
tahun-tahun yang telah berlalu
Dari
rangkaian kesenangan, ia merajut kebahagiaan
yang hanya bisa dilampaui
dengan
kebahagiaan jiwa ketika ia memeluk tuannya
Itulah
dua peribadi kukuh yang berdiri berdampingan
untuk
mempertentangkan cinta mereka
dengan
kedengkian dari takdir yang lemah
Itulah
perpaduan anggur kuning dengan anggur warna lembayung
untuk
menghasilkan paduan keemasan,
warna
cakrawala saat fajar merekah
Itulah
pertentangan dua roh untuk pertentangan
dan
kesatuan dua jiwa dengan kesatuan
Ia
adalah curahan hujan jernih
dari
langit murni ke dalam kesucian alam
membangkitkan
kekuatan-kekuatan ladang yang penuh berkat
Apabila
pandangan pertama dari wajah sang kekasih
adalah
seperti benih yang ditaburkan oleh cinta
di
ladang hati manusia
dan
ciuman pertama dari dua bibir
adalah
seperti bunga pertama cabang kehidupan
maka
perkahwinan
adalah
buah pertama dari bunga pertama benih itu
(Dari
suara sang guru)
Khalil
Gibran, www.gudangmakalah.com
10. Puisi Kupu-Kupu
Metamorfosa
Engkaulah pralambang perubahan
Bentuk jelmaan nan indah
Dari ulat yang buruk rupa
Engkau merubah kebencian
Menjadi keterpesonaan
Lihatlah ketika engkau menggeliat
Lalu dalam kepompong kau
bermetamorfosa
Manjadi kecantikan yang berterbangan
Diantara bunga dan keindahan
Lihatlah bagaimana mekar bunga
menyambutmu
Dengan kemekaran yang bersambut
keharuman
Hinggap menyerap madu
Lalu mengepak sayap terbang membelah
angkasa
Kupu - kupu
Dalam sayapmu ada harapan
Tidaklah keburukan dapat berubah
Menjadi keterbaikan yang mengunci
kesempurnaan
Sumber
: www.duniapuisi.com