Friday, 11 May 2018

10 Macam Puisi Cinta Romantis dan Menyentuh


Puisi mengandung kata-kata indah yang sangat cocok untuk menyatakan suatu perasaan cinta. Segala bentuk ekspresi cinta yang jujur melahirkan sebuah puisi yang bernilai tinggi. Kata-kata yang sederhana saja sudah cukup untuk mewakilinya apalagi kata-kata yang rumit. Intinya, sebuah puisi memang pantas untuk hal-hal yang romantis dan penuh cinta.


Puisi romance atau romantis berisi ungkapan rasa sayang dan cinta dari seseorang kepada orang yang ia cintai. Sesuai dengan istilah Perancis “romantique” yang artinya keindahan perasaan, kasih sayang, rindu tak terperi dan lain-lain. Rasa cinta itu sebenarnya sifatnya luas dan universal. Tidak hanya untuk kekasih, bisa juga rasa cinta kepada Tuhan, ibu, sahabat, saudara, bahkan hewan peliharaan sekalipun.

Tanpa menunggu lama lagi, berikut ini beberapa contoh dari puisi romantis yang sudah saya rangkum khusus untuk Anda.


1.   Surat Cinta

Kutulis surat cinta ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi rambut mainan
anak-anak peri dunia yang gaib.
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah.
Wahai, Dik Narti,
aku cinta kepadamu!

Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercinta-cintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya.
Wahai, Dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku!

Karya : WS Rendra

2.    Dalam Do’aku

dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman
tak memejamkan matanya, yang meluas bening siap
menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena
akan menerima suara-suara

ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam
doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau
senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan
muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana

dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang
mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di
ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang
tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga
itu

magrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat
pelahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan kecil itu,
menyusup di celah-celah jendela dan pintu, dan menyentuh-
nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bu-
lu mataku

dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang
dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah
batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang
tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai
mendoakan keselamatanmu

(1989)

       Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni (Jakarta, Gramedia:2015), hlm.109-110

3.    Sajak Putih

       Buat tunanganku Mirat

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah…

Buat miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di
alam ini!
Kucuplah aku terus, kucuplah
Dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku…

       Karya : Chairil Anwar

4.   Kesadaran

Pada kepalaku sudah direka,
Mahkota bunga kekal belaka,
Aku sudah jadi merdeka,
Sudah mendapat bahagia baka.

Aku melayang kelangit bintang,
Dengan mata yang bercaya-caya,
Punah sudah apa melintang,
Apa yang dulu mengikat saya.

Mari kekasih, jangan ragu
Mencari jalan; aku mendahului,
Adinda kini
Mari, kekasih, turut daku
Terbang kesana, dengan melalui,
Hati sendiri

       Karya : Armijn Pane

5.    Puisi

Jalan ini berdebu, kekasih
Terbentang di padang rasa
Enam belas matahari memanah dari enam belas ufuk
Siang pun garang sepanjang kulminasi

Bahak malam mengikut pelan langkah tertatih
Ketipak bulan putih
Di taman kekasih

Pengantinku
Antara kerikil dan pasir merah
Tersembunyi jejak-jejak yang singgah

       Karya : Korrie Layun Rampan

6.   Cermin Cinta

Kini ku coba membukakan mata dan tersadar,
Bahwa aku masihlah seseorang yang kau cinta,
Yang tak seorang pun tahu alasannya,
Tak ubahnya aku pun bahagia dan bangga karena mu.

Dengan mata, coba kutangkap bayang ku pada cermin kamar ku,
Ku lihat perutku membuncit penuh keceriaan dan punggung ku,
Tertancap panah asmaramu…
Kepalaku tertunduk berat terbebani mahkota cinta mu,

Hingga akhirnya ku tegakkan kepalaku dan ah…
Cepat ku telan senyum manis ku yang sejak tadi menghiasi bibirku.
Krakkkk!! Seketika cermin ku pecah, menyadari betapa tidak tampannya aku.

      Sumber : https://ekspektasia.com
 
7.   Tuhan Tahu Aku Mencintaimu

Engkau bukanlah hujan
tetapi engkau selalu menarik air hujan
menjadi mata air hujan di mataku

keberadaanmulah yang menjadi alasan
mengapa awan mendung muncul pagi ini, dan
memaksaku menumpahkan hujan
untuk kesekian kalinya, dari
kelopak yang sudah dengan susah payah kukeringkan.

Aku hanya tidak menyangka saja
bahwa aku yang telah berpaling
dari kecupmu yang membara dalam kata-kata,
masih sanggup merasakan adamu yang jauh
tetap mengimani cintaku.

Maka aku mohon kepadamu,
berbelas kasihlah kepada sepasang mata
yang mungkin sedang menatap puisi ini.

Atau kita bisa bersepakat,
melalu segala yang ada, bahwa
Tuhanpun tahu cintaku tidak musnah oleh waktu
hingga maut menjemputku dan
akan ku tunggu kau di lain waktu

Legiman Partowiryo, https://ekspektasia.com
 
8.   Happy Anniversary

Berawal dari tatapan mata
Yang tak pernah kusangka
Tumbuh menjadi rasa suka
Berawal dari sapaan yang biasa saja
Kini tumbuh menjadi satu jiwa
Yang membuat kita selalu bahagia

Tak terasa sudah satu tahun lamanya
Kita berbahagia, melewati pahit
Manisnya cobaan di dalamnya
Terimakasih bidadariku…
Kau tetap setia pada hati yang
Ingin selalu bersama denganku
Semoga ikatan kita akan selalu terjaga
Hingga restu semesta iringi langkah kita

       Abdul Zaelani, https://ekspektasia.com
 
9.    Perkahwinan

       SEKARANG, CINTA mulai menciptakan puisi dalam prosa kehidupan, untuk
       mencipta fikiran-fikiran masa lalu menjadi nyanyian pujian agar bersenandung
       siang hari dan menyanyi pada malam hari

       Sekarang, hasrat menyingkapkan tabir keraguan dari kebingungan
       pada tahun-tahun yang telah berlalu

       Dari rangkaian kesenangan, ia merajut kebahagiaan
yang hanya bisa dilampaui
       dengan kebahagiaan jiwa ketika ia memeluk tuannya

       Itulah dua peribadi kukuh yang berdiri berdampingan
       untuk mempertentangkan cinta mereka      
       dengan kedengkian dari takdir yang lemah
      
       Itulah perpaduan anggur kuning dengan anggur warna lembayung
       untuk menghasilkan paduan keemasan,
       warna cakrawala saat fajar merekah

       Itulah pertentangan dua roh untuk pertentangan
       dan kesatuan dua jiwa dengan kesatuan
       Ia adalah curahan hujan jernih
       dari langit murni ke dalam kesucian alam
       membangkitkan kekuatan-kekuatan ladang yang penuh berkat

       Apabila pandangan pertama dari wajah sang kekasih
       adalah seperti benih yang ditaburkan oleh cinta
       di ladang hati manusia
       dan ciuman pertama dari dua bibir
       adalah seperti bunga pertama cabang kehidupan
       maka perkahwinan

       adalah buah pertama dari bunga pertama benih itu

       (Dari suara sang guru)

       Khalil Gibran, www.gudangmakalah.com

10.  Puisi Kupu-Kupu

Metamorfosa

Engkaulah pralambang perubahan
Bentuk jelmaan nan indah
Dari ulat yang buruk rupa
Engkau merubah kebencian
Menjadi keterpesonaan

Lihatlah ketika engkau menggeliat
Lalu dalam kepompong kau bermetamorfosa
Manjadi kecantikan yang berterbangan
Diantara bunga dan keindahan

Lihatlah bagaimana mekar bunga menyambutmu
Dengan kemekaran yang bersambut keharuman
Hinggap menyerap madu
Lalu mengepak sayap terbang membelah angkasa

Kupu - kupu
Dalam sayapmu ada harapan
Tidaklah keburukan dapat berubah
Menjadi keterbaikan yang mengunci kesempurnaan

      Sumber : www.duniapuisi.com

Sekian puisi cinta romantis pada kesempatan kali ini. Baca juga artikel puisi lainnya di blog ini. Semoga bermanfaat untuk Anda. Terima kasih.
 
Copyright © . Borneo '92 - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger